PENDAHULUAN
Komunikasi
merupakan hal penting yang tidak bisa lepas dari seluruh bidang kehidupan. Tiap
orang tentu pernah melakukannya, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk
soaial yang selalu bergantung pada manusia lain. Sehingga satu-satunya cara
dan alat yang digunakan agar tetap bisa saling berhubungan adalah dengan
berkomunikasi satu sama lain. Baik itu melalui komunikasi sederhana
maupun komunikasi yang tergolong canggih karena proses penyampaiannya melalui
saluran yang disebut media massa, teknologi
kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang
terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan
kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan
yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam
komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang
terjadi adalah “dialog antara
orang satu”.
Kegiatan
berkomunikasi perannya sangat besar. Saat berkomunikasi dengan orang
lain, secara sadar atau tidak kita sudah memperoleh hal-hal yang berguna untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Walaupun tidak jarang, dengan
berkomunikasi juga memberikan efek negatif jika kita tidak ketat melakukan
proses penyaringan.
A.
DEFINISI KOMUNIKASI
Menurut
Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu
sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka. Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan ataupun tidak langsung
(melalui media). Dan menurut Harorl D. Lasswell, komunikasi pada dasarnya merupakan
suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada
siapa, dengan akibat apa atau hasil apa (who ? says what ? in which channel ?
to whom ? with what effect ?).
Berdasarkan
definisi beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
pesan yang disampaikan kepada seseorang atau komunikan (penerima) dari
komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara
langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan
sesuai dengan yang diingikan komunikator, dan hal tersebut memenuhi 5 unsur
yaitu who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
B. DIMENSI-DIMENSI
KOMUNIKASI
Empat dimensi dari proses
komunikasi diantaranya:
1) Isi
A biasanya berbicara kepada B
tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam
suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi
dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi
dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita
juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat
membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan
fakta atau merupakan perasaan.
2) Kebisingan
Kita dapat menjumpai suara
saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar
untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang
adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain,
sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak
memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.
3) Jaringan
Komunikasi
Biasanya kita berpikir bahwa
percakapan antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam
itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang
dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat
berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D. Sebagaimana satu bab berikut
akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu
organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar
anggotanya satu sama lain.
4) Arah
Komunikasi
Arah Komunikasi dibagi menjadi
dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang
bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan B, sejauh manapun gangguan
suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B
cara ini: A=>B; atau cara ini: A=><=B. A dapat berbicara dan B hanya
dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau A dapat berbicara dan B
dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.
Sumber :
Rogers,
Everett. M, & Shoemaker F. Flaoyd. 1971, Communication of Inovation. London: Free Press Macmillan
Publishing.
Onong
Effendy Uchajana. 1990. Ilmu Komunikasi, Teori
dan Praktek. PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Deddy
Mulyana, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
No comments
Post a Comment