Tokoh
Behaviorisme
John
Watson
Watson menetapkan dasar konsep
utama dari aliran behaviorisme:
a. Psikologi adalah cabang
eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu
kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya.
b. Sejauh ini psikologi gagal
dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science.
Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang
kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran/mind
harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
c. Obyek studi psikologi yang
sebenarnya adalah perilaku nyata.
Pandangan utama Watson
- Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology).Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt dan covert, learned dan unlearned
- Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting (lihat pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.
- Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja. Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer.
- Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris. Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal reports.
- Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.
- Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak Thorndike salah.
- Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James. Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
- Proses thinking and speech terkait erat. Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya
- Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi adaljah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.
Tokoh
Humanisme
Alfred
Adler
Menurut
Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang
sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan
kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka.
Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
1. Setiap
orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
2. Setiap
orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian
disadar atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup
seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak
situasi.
b. Rencana
hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada
tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas
kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow
feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan
orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
4. Ego
merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru
melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil,
disebut dengan fictional goals.
Inferioriy
dan Superiority
Manusia
dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan
inferior dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita
dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan.
Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan
untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu
tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang
umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan
kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan
superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain,
melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik,
untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa
keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat
seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex.
Dua kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu
menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan
inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini
bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten,
berprestasi dan kreatif.
Social
Interest
Social
interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain
yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku
seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler
terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya.
Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam
pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut.
Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat
sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika
menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial
memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara
yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada
fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik,
pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya
memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan,
persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut
dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada
kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang
mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan
keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya
berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka
pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan
membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Style of
Life
Melalui
konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia
memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan
dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu
dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan
cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang
dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan
hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup
berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya
atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap
orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan
akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup
terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan
dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal
tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana
adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Adler’s
typology of personality
Adler
mengembangkan teori mengenai tipe kepribadian berdasakan derajat
minat sosial dan aktivitas yang dimiliki seseorang, hal yang
terpenting bagi Adler bukanlah bagaimana seseorang mengatasi perasaan
inferioritasnya, melainkan sejauhmana seseorang mengembangkan gaya
hidup yang konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana
empati dan minat sosial dari masing-masing tipe. Kapasitas untuk
berempati merupakan hal yang penting dalam kehidupan.
Berikut
adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:
1.The
Rulling-dominant Type: asertif, agresif fdan aktif. Ia
memanipulasi dan menghadapi situasi kehidupan dan orang-orang
didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi dikombinasikan denan
minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah
pada perilaku antisosial.
2.The
Getting-Leaning Type: mengharapkan orang lain memenuhi
kebutuhannya dan mendukung minatnya, bergantung pada orang lain.
Merupakan kombinasi antara minat sosial yang rendah dan tingkat
aktivitas yang rendah.
3.The
Avoidant Type: menarik diri dari permasalahan. Menghadapi
suatu tugas dengan cara menghindar. Memiliki minat sosail yang rendah
dan tingkat aktivitas yang sangat rendah.
4.The
Society Useful Type: Merupakan tipe yang paling sehat.
Memiliki penilaian yang realistik atas masalah yang dihadapi.
Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan orang lain untuk
mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat
aktivitas dan minat sosial yang tinggi.
Neurotic
Safeguarding Strategies
Semua orang
neurotik menciptakan pengamanan atas harga dirinya, seperti defense
mechanism menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan perlindungan
terhadap self atau ego dari pengaruh luar, biasanya interpersonal,
ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:
1.Excuses
atau strategi rasionalisasi
Seseorang
mencoba untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan
cara menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan
sebagai alasan untuk melarikan diri dari tuntutan kehidupan sehingga
tidak menunjukkan yang terbaik. Seseorang merasa aman karena adanya
kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya yang
kurang terhadap perkembangan diri.
2.Aggresive
Strategies
a.Depreciation:
kecenderungan merendahkan orang lain sehingga orang tersebut
tidak terlihat superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri
dalam hubungannya dengan orang lain. Strategi untuk mencapai superior
dengan membuat orang lain merasa inferior.
b.Accusation:
perasaan tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas perasaan
inferior dan frustasi yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung
kemarahan
c.Self-accusation:
menyalahkan diri sendiri atas ketidakberuntungan yang dialami.
Hal itu dilakukan dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati
atau bantuan dari orang lain.
3.Distancing
Strategies
Melindungi
harga diri dengan membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan
menghindari tantangan yang memungkinkan adanya resiko kegagalan.
a.Moving
backward: adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan
kesuksesan dan menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut
memiliki motivasi untuk tidak melakukan apapun atau kembali pada
tahap perkembangan yang kurang mencerminkan kecemasan.
b.Standing
Still: seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih
dramatis. Ia menolak tanggung jawab yang memungkinkan adanya
evaluasi. Melindungi diri dari kegagalan dengan tidak melakukan
apapun.
c.Hesitation:
secara tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga
menciptakan cara untuk tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom
neurotik. Mengulur waktu sehingga masalah tidak perlu lagi dihadapi.
d.Construction
of obstacles: bentuk pengecualian karena seseorang melihat
masalah yang mungkin dapat mencegahnya untuk menunjukkan usaha yang
lebih besar sehingga dapat melindungi harga dirinya.
Faulty
Life-styles
Gaya hidup
yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik,
gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik
cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam
hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk
mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak
yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi
harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi,
anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan
memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak
yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi
oleh kebutuhan untuk balas dendam.
Penelitian
Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran
Sejalan
dengan perhatian Adler terhadap penentu sosial kepribadian, ia
mengamati bahwa kepribadian anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu
dalam satu keluarga akan berlainan.
1.Anak
Pertama
Menurut
Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak
satu-satunya pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran
status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan
perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut
mengubah situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak
pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik,
maka biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2.Anak
Tengah
Ciri
anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan
cenderung memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat
menyesuaikan diri dengan lebih baik.
3.Anak
Bungsu
Anak bungsu
adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia
akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang
neurotik dan tidak mampu menyesuaikan diri.
4.Anak
Kedua
Sifat anak
ini selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu
dibantu dalam banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang
kejayaannya –sama ada ibu, bapa atau kakak atau abangnya. Dia turut
mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering kali berlumba-
lumba untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang
lain. Anak kedua boleh menjadi seorang yang degil atau cuba dilihat
menyerlah daripada orang lain dalam apa- apa perkara.
5. Anak
Kembar
Salah
satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif,
cerdas, dan aktif. Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah
seorang daripada mereka adalah kakak atau abang kepada yang satu
lagi. Anak kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti.
Pasangan kembar yang lebih menyerlah akan menjadi ketua dan model
kepada pasangannya yang lebih lemah dan pasif.
Tokoh
Psikoanalisa
Carl
Gustav Jung
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, membahas kepribadian manusia melalui berbagai macam pendekatan, yang salah satunya adalah pendekatan Psikodinamik. Dalam pendekatan ini, Carl Gustav Jung menjelaskan kepribadian manusia berdasarkan tujuannya dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh masa lalu dan masa depan manusia. Jung menjelaskan berbagai macam struktur dari Psyche, tipologi kepribadian manusia berdasarkan sikap dan fungsi dominan yang dimiliki oleh manusia itu, mekanisme pergerakan energi psikis dan tahap perkembangan kepribadiannya.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, membahas kepribadian manusia melalui berbagai macam pendekatan, yang salah satunya adalah pendekatan Psikodinamik. Dalam pendekatan ini, Carl Gustav Jung menjelaskan kepribadian manusia berdasarkan tujuannya dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh masa lalu dan masa depan manusia. Jung menjelaskan berbagai macam struktur dari Psyche, tipologi kepribadian manusia berdasarkan sikap dan fungsi dominan yang dimiliki oleh manusia itu, mekanisme pergerakan energi psikis dan tahap perkembangan kepribadiannya.
Struktur
Psyche Menurut Jung
Menurut Jung, psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari :
Menurut Jung, psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari :
1. Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.
2. Personal Unconscious
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran dan ingatan-ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.
3. Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri. Empat archetype yang penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah :
a. Persona yang merupakan
topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan
kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal
sendiri.
b. Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang
secara psikologis berpengaruh terhadap sifat bisexual manusia. Anima
adalah archetype sifat kewanitaan / feminine pada laki-laki,
sedangkan Animus adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada
perempuan.
c. Shadow adalah archetype yang terdiri dari
insting-insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari
bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih
tinggi.
d. Self, yang secara bertahap menjadi titik pusat dari
kepribadian yang secara psikologis didefinisikan sebagai totalitas
psikis individual dimana semua elemen kepribadian terkonstelasi
disekitarnya. Self membimbing manusia kearah self-actualization,
merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia
tetapi jarang tercapai.
Tipologi Jung
Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
a. Introversion-Thinking
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
b. Extraversion-Thinking
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
c. Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
d. Extraversion-Feeling
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
e. Introversion-Sensation
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
f. Extraversion-Sensation
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
g. Introversion-Intiuting
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
h. Extraversion-Intuiting
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
Tahap Perkembangan Kepribadian Jung
Tahap perkembangan
kepribadian Jung terdiri dari 4 tahap, yaitu childhood, youth dan
young adulthood, middle age dan old age. Pada tahap kedua menekankan
akan adaptasi terhadap kehidupan social dan ekonomi. Jung
memperlihatkan ketertarikannya pada tahap perkembangan kepribadian
ketiga yaitu middle age, karena disini terdapat proses yang penting
dari puncak dari individuation dan orang mulai merubah kepedulian
terhadap materi menjadi kepedulian spiritual.
III. Aplikasi Teori Psikoanalitik
Aktivitas Energi Psikis, Individuation, dan Transcendent Function
Energi psikis muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk berpikir, berkeinginan, memelihara, dan berjuang. Energi psikis mengikuti hukum equivalence dan entropy dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah energi tidak akan berubah dan saling berinteraksi agar mencapai keseimbangan. Energi psikis melakukan dua tujuan hidup yaitu mempertahankan diri dan mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual dengan melakukan progression, sublimation (energi bergerak maju) , regression dan repression (yang menekan ke ketidak sadaran).
Progression adalah keadaan dimana kesadaran/ ego dapat menyesuaikan diri secara memuaskan baik terhadap tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidak sadaran, yang menyebabkan perkembangan bergerak maju. Apabila gerak maju ini terganggu oleh suatu rintangan, dan karenanya libido tercegah untuk digunakan secara maju maka libido akan melakukan regresi, yaitu kembali ketahap sebelumnya atau masuk ke ketidak sadaran atau dikenal dengan repression. Sedangkan sublimation adalah transfer energi dari proses yang lebih primitif, instinktif dan rendah diferensiasinya ke proses yang lebih bersifat kultural, spiritual dan tinggi diferensiasinya.
Individuation adalah proses untuk mencapai kepribadian yang integral serta sehat, dimana semua sistem atau aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yang sepenuh-penuhnya, disebut juga proses pembentukan diri, atau penemuan diri.
Transcendent function adalah kemampuan untuk mempersatukan segala kecenderungan yang saling berlawanan dan mengolahnya menjadi satu kesatuan yang sempurna dan ideal. Tujuan dari fungsi ini adalah menjelmakan manusia sempurna, realisasi serta aktualisasi segala aspek-aspek yang tersembunyi dalam ketidak sadaran. Fungsi inilah yang mendorong manusia mengejar kesempurnaan kepribadian.
No comments
Post a Comment