Kesehatan Mental- Konsep Sehat Dimensi



Konsep Sehat Dimensi

Semua orang berjuang untuk mencapai satu keadaan dimana mereka dikatakan sehat. Lalu sebenarnya apa arti sehat itu sendiri? Pengertian sehat pada umumnya diartikan sebagai sesuatu yang berfokus pada jasmaniah, seperti bebas dari penyakit atau tidak cacat dan kurang memperhatikan hal yang bersifat mental.
Konsep sehat itu sendiri yang memang lebih banyakditemui konsep tentang sakit, ini membuat pemahaman tentang sehat mengalami keraguan dalam batasan kesehatan sebagai pegangan suatu takaran yang harus dicapai seseorang.
Sehat dapat dikatakan, sutatu kondisi normal (baik) secara fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ)l, spritual (SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa didapat tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:

1.    Fisik                                                       
Diakatakan sehat bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun

2.    Emosi

Emosi ialah reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat dan sering terjadi perubahan prilaku (Chaplin,1972 dalam Walgito,2003;203)

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu mendidiplikan diri.

3.    Intelektual
Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan

4.    Spiritual
Sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berpikir rasional

5.    Sosial
Sehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya.mampu untuk bekerja sama

Teori Perkembagan Kepribadian- Gordon W.Allport

Gordon W. Allport adalah tokoh psikologi yang menentang psikoanalisa, ia adalah tokoh yang memberikan sumbangan besar dalam kamus psikologi. Ia banyak menemukan kata-kata yang berhubungan dengan sifat. Ia juga dianggap sebagai bapak Psikologi Kepribadian dari Amerika.

Komponen Kepribadian

Menurut  Gordon  W. Allport,  kepribadian  adalah sesuatu  yang unik dan dimiliki  masing-masing  pribadi. Ia mengatakan  bahwa manusia   itu  dipengaruhi  oleh  kesadarannya  yang  meliputi  3 komponen berikut :

1. Dynamic Organization
Komponen ini menyatakan bahwa kepribadian itu mengalami perkembangan dan perubahan
2. Psychophysical
System
Komponen ini menyatakan bahwa kepribadian bukan hanya suatu hal yang tersirat namun kepribadian adalah hal yang nyata dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

3. Determine
Komponen ini menyatakan bahwa kepribadian bukan hanya suatu konsep namun ia dapat mengerjakan sesuatu dan mempengaruhi tingkah laku seseorang

Sturuktur Kepribadian

1. Sifat (Trait)
Di dalam kepribadian terdapat sifat dasar yakni : (Nyata, Berkembang, Fleksibel, Empirik dan Kemandirian yang relatif). Nah dari 5 sifat dasar ini, terdapat sifat umum dan sifat khusus yang berkembang pada tiap-tipa sifat dasar.

2. Traits-Habit-Atitud
Dalam struktur ini, dinyatkan bahwa kepribadian dapat dibentuk karena sifat dasar, kebiasaan, sikap dalam menghadapi sesuatu, dan kategori nomotetik

3. Trait dan Konsistensi Pribadi
Stuktur ini mengarah pada praktikum stimulus-respon. dia membagi atas 3 trait didalamnya. yaitu (gregorius=suka berteman);(shyness=pemalu) dan (self esteem=kepercayaan diri).

4. Propium
Naaahh, propium ini adalah struktur yang membahas tentang perkembangan baik itu dalam emosi, kecakapan individu, kemampuan persepsi dan tujuan hidup seseorang. Perkembangannya sama dengan perkembangan sigmund freud, ia membaginya dalam 5 tahap yaitu Oral, Anal, Phalic, Laten dan Genital.

5. Motivasi
Kekuatan dari stuktur notivasi dalam pribadi menurut Gordon allport berbeda dengan yang lain, dimana ia mengatakan bahwa yang paling menunjang dala motivasi ialah kemampuan kognitif dan perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk motivasi dalam dirinya karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan perencanaan.

6. Otonomi Fungsional
Otonomi fungsional adalah struktur yang membahas tentang keanekaragaman pribadi. Kenapa ada yang suka membaca? Kenapa ada yang suka Melukis? itulah yang disebut dengan keanekaragaman pribadi yang dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan dan Minat. Kebiasaan adalah struktur yang terbentuk dari keterikatan lingkungan kita. Misalnya jika kita tinggal di lingkungan yang banyak pemain bola, maka kita akan ikut juga untuk bermain bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang terbentuk dari kesadaran akan target yang kita inginkan.

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Teori Perkembangan Kepribadian- Sigmund Freud



Teori Freud mengenai kepribadian dapat dijelaskan dalam rangka struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian.
1.         Struktur Kepribadian

1.      Das Es (Id)

Istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu” atau “itu”. Id tidak mempunyai kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem original di dalam kepribadian. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir, termasuk instink-instink, Id merupakan “reservoir” energi psikis yang menggerakkan Das Ich (ego) dan Das Ueber Ich (super ego). Energi psikis dalam Id dapat meningkat karena adanya perangsang, baik perangsang dari luar maupun perangsang dari dalam. Apabila energi itu meningkat dapat menimbulkan ketegangan, dengan segera Id mereduksikan energi untuk menghilangkan ketegangan, pedoman ini disebut Freud dengan “Prinsip Kenikmatan” (pleasure priciple). Untuk mencapai kenikmatan, Id mempunyai duacara (alat proses), yaitu :
  • Refleks dan reaksi-reaksi otomatis, misalnya bersin, berkedip.
  • Proses primer, misalnya orang lapar membayangkan makanan.
Seluruh energi Id dicurahkan demi satu tujuan semata yaitu mencari kesenangan tanpa peduli apakah kesenanga tersebut sesuai atau tidak untuk ditampilkan.
Singkatnya, Id adalah wilayah yang primitif, kacau balau, dan tidak terjangkau oleh alam sadar.

2.      Das Ich (Ego)

Ego atau saya, adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Aspek ini adalah aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan kenyataan (realita). Sebagi satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan dunia luar (realita), maka Ego pun mengambil peran eksekutif atau pengambil keputusan dari kepribadian. Di dalam fungsinya,  Ego berpegang pada prinsip kenyataan (reality priciple), yaitu Ego harus menimbang-nimbang antara sederetan tuntutan Id yang tidak masuk akan dan saling bertentangan dengan Super Ego. Jadi, Ego terus menerus berupaya untuk mengendalikan tuntutan buta dan irasional dari Id serta Super Ego dengan tuntutan realistis dari dunia luar. Terjepit oleh tiga sisi kekuatan yang saling berbeda dan berlawanan satu dengan yang lainnya, maka Ego pun memunculkan reaksi yang sudah bisa kita perkirakan yaitu cemas. Oleh karena itu, Ego menggunakkan represi dan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) lainnya untuk melindungi diri dari kecemasan tersebut.
Menurut Freud (1933/ 1964), Ego berkembang terpisah dari Id ketika bayi belajar untuk membedakan dirinya dengan dunia luar. Sementara Id tetap tak berubah, Ego terus mengembangkan aneka strategi untuk mengontrol tuntutan-tuntutan Id akan kesenangan yang tidak realistis. Kadang-kadang Ego sanggup mengekang dorongan Id yang serba kuat dan mencari kesenangan, kadang-kadang Id gagal memegang kendali. Ego terus tarik ulur dengan dorongan-dorongan Id, tetapi Ego sebetulnya berada dalam genggaman Id yang lebih kuat tetapi tidak teratur. Ego tidak mempunyai kekuatan sendiri karena Ego meminjam energi dari Id. Sekalipun bergantung pada Id, terkadang Ego berhasil memegang kendali penuh, contohnya pada seseorang yang telah matang secara psikologis.

3.      Das Ueber Ich (Super Ego)

Super ego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari Id dan prinsir realistis dari Ego.
Super ego memiliki dua subsistem, suara hati dan ego ideal. Freud tidak membedakan kedua fungsi ini secara jelas, tetapi secara umum, suara hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-halyang sebaiknya dilakukan.
Super ego yang berkembang dengan baik berperan dalam mengendalikan dorongan seksual dan agresif melalui proses represi. Super ego tidak bisa menghasil represi sendiri, tetapi super ego bisa memerintahkan ego untuk melakukan hal tersebut (mekanisme pertahanan). Adapun fungsi pokok super ego itu dapat dilihat dalam hubungan dengan ketiga wilayah  pikiran, yaitu :
  • Merintangi impuls-impuls Id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat.
  • Mendorong Ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada yang realistis.
  • Mengejar kesempurnaan.
Freud menggarisbawahi bahwa antar wilayah pikiran  tersebut tidak dipisahkan secara tegas maupun dibagi oleh sekat yang jelas. Perkembangan ketiga wilayah pikiran ini bervariasi antar individu yang berbeda. Bagi sebagian orang, super ego baru berkembang setelah masa kanak-kanak, sedangkan bagi yang lain, super ego mendominasi kepribadian lewat rasa bersalah dan perasaan inferior. Sedangkan bagi yang lain lagi, ego dan super ego bergantian mengendalikan kepribadian sehingga mengakibatkan mood berfluktuasi secara ekstrim dan muncul siklus di mana rasa percaya diri dan rasa menghukum diri sendiri muncul bergantian. Pada individu yang sehat, Id dan super ego terintegrasi ke dalam ego yang berfungsi baik dan beroperasi harmonis dengan konflik yang minim.

DINAMIKA KEPRIBADIAN
Tingkat kehidupan mentaldan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau komposisi kepribadian, tetapi kepribadian itu sendiri juga bertindak. Sehingga Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki.
Dorongan-dorongan
Menurut Freud (1933/ 1964), berbagai macam dorongan bisa digolongkan berdasarkan dua kategori, yaitu seks atau Eros dan agresi, distraksi, atau Thanatos. Freud menggunkkan istilah libido untuk dorongan seks, sedangkan energiuntuk dorongan agresitidak diberi nama. Setiap dorongan dasar memiliki desakan (impetus), sumber, tujuan dan objek. Desakan dorongan adalah besar kekuatan dari dorongan yang keluar. Sumber dorongan adalah bagian tubuh yang mengalami ketegangan atau rangsangan. Tujuan dorongan adalah untuk memperoleh kepuasan dengan cara meredam rangsangan atau mengurangi ketegangan. Objek dorongan adalah orang atau benda yang dijadikan alat untuk memperoleh tujuan (Freud, 1915/1957a).

SEKS
Tujuan dorongan seksual adalah kesenangan, tetapi kesenangan ini tidak terbatas pada pemuasan genital. Freud meyakini bahwa seluruh tubuh dialiri oleh libido. Selain genital, mulut dan anus juga mampu menghasilkan kesenangan seksual dan dikenal sebagai zona erogenus (erogenous zones).
Seks bisa muncul dalam berbagai bentuk, termasuk narsisme, cinta, sadisme, dan masokisme. Dua bentuk terakhir, memiliki konponen yang besar dari dorongan agresif.
Narsisme pertama umumnya terjadi pada bayi (self centered). Ketika ego berkembang anak melepas narsisme pertamanya dan mengembangkan ketertarikan yang lebih besar pada orang lain ( secondary narcissism ). Manifestasi ke dua dari eros adalah cinta, yang berkembang pada saat orang mengarahkan libido mereka pada objek atau orang selain diri mereka sendiri. Tmapak jelas bahwa cinta dan narisisme saling terkait erat. Narsisme mencakup cinta pada diri sendiri, sedangkan cinta mencakup kecenderungan narsisme, seperti rasa cinta seseorang kepada sosok yang dia pandang ideal atau model dari apa yang mereka capai. Dua dorongan lain yang juga saling terkait adalah sadisme dan masokisme. Sadisme adalah kebutuhan akan kesenangan seskual dengan cara menimbulkan rasa sakit atau mempermalukan orang lain. Masokisme, seperti juga sadisme, merupakan kebutuhan yang lazim, tetapi berubah menjadi kelainan apabila eros tunduk pada dorongan pengrusakan.
AGRESI
Tujuan akhir dari dorongan agresi adalah penghancuran diri. Serupa dengan dorongan seksual, agresi bersifat fleksibel dan bisa berubah bentuk, misalnya dengan menggoda, bergosip, sarkasme, mempermalukan orang lain, humor, dan menikmati penderitaan orang lain. Dorongan agresi ini juga menjelaskan adanya kebutuhan seseorang untuk membangun tembok pembatas guna mengendalikan agresi.
KECEMASAN
Kecemasan menduduki posisi sentral dalam teori dinamika freud. Dalam mendefiniskan kecemasan, Freud (1933/1964) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan situasi afektif yang di rasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam. Ketergantungan ego pada id menyebabkan munculnya kecemasan neurosis, sedangkan ego pada super ego memunculkan kecemasan moral, dan ketergantungannya pada dunia luar mengakibatkan kecemasan relistis. Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui. Kecemasan moral, berakar dari konflik antar ego super ego. Kecemasan realistis terkait erat dengan rasa takut. Kecemasan ini didefinisikan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang mengamankan ego karena memberi sinyal bahwa ada bahaya didepan mata (Freud, 1933/1964). Kecemasan juga mengatur dirinya sendiri (self regulating) karena bisa memicu represi, yang kemudian mengurangi rasa sakit akibat kecemasan tadi (Freud, 1933/1964).
Mekanisme Pertahanan Diri
Freud pertama kali mengembangkan pemikiran tentang mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) ini pada tahun 1926 (Freud, 1926/1959a).
Mekanisme-mekanisme pertahanan utama yang didentifikasi oleh Freud mencakup :
  • Represi
Represi atau penekanan adalah pengertian yang mula-mula sekali dalam psikoanalisis. Freud menganggap kepribadian itu terdiri dari 3 bagian:
1.      alam sadar (kesadaran)
2.      alam prasadar (keprasadaran)
3.      alam tak sadar (ketaksadaran)
Dalam banyak kasus, represi dapat muncul sepanjang hidup. Penekanan terjadi apabila suatu pemilihan objek dipaksa keluar dari kesadaran oleh anti cathexis. Penekanan dapat juga mempengaruhi normalnya fungsi badan, misalnya seseorang mungkin menjadi impotent karena takut impuls-impuls seksual.
  • Pembentukan Reaksi
Pembentukan reaksi adalah penggantian impuls atau perasaan yang menimbulkan ketakutan atau kecemasan dengan lawannya didalam kesadaran. Perilaku reaktif ini bisa dikenali dari sifatnya yang berlebih-lebihan dan bentuk yang obsesif juga kompulsif.
  • Pengalihan (displacement)
Freud (1926/1959a), meyakini bahwa hanya pada satu objek tunggal. Misalnya, orang yang memiliki rasa cinta yang reaktif akan membanjiri orang yang diam-diam mereka benci dengan perhatian yang berlebihan. Akan tetapi, pada pengalihan, orang bisa mengarahkan dorongan-dorongan yang tak sesuai ini pada sejumlah orang atau objek sehingga dorongan aslinya terselubung atau tersembunyi.
  • Fiksasi
Secara teknis, fiksasi adalah keterikatan permanen dari libido pada tahap perkembangan sebelumnya yang lebih primitif (freud, 1917/1963). Sama dengan pertahanan lainnya, fiksasi bersifat universal.
  • Regresi
Regresi sangat erat hubungannya dengan fiksasi. Pada saat lbido melewati tahap perkembangan tertentu, dimasa-masa penuh stess dan kecemasan, libido dapat kembali ketahap yang sebelumnya. Langkah mundur ini dikenal, dengan regresi (Freud, 1917/1963)
  • Proyeksi
Manakala dorongan dari dalam menyebabkan kecemasan yang berlebihan, ego biasanya mengurangi rasa cemas tersebut dengan mengarahkan dorongan yang tidak diinginkan ke objek eksternal, biasanya ke orang lain. Inilah yang disebut dengan mekanisme pertahanan proyeksi, yang didefinisikan sebagai melihat dorongan atau perasaan orang lain yang tidak dapat diterima, padahal sebenarnya perasaan atau dorongan tersebut ada dialam tidak sadar dari diri sendiri(freud, 1915/1957b). Jenis proyeksi yang ekstrim adalah paranoid, yaitu kelainan mental yang ditandi dengan pikiran-pikiran keliru(delusi) yang begitu kuat beruapa rasa cemburu terhadap orang lain dan merasa dikejar-kejar oleh orang lain.paranoid tidak selalu muncul akibat proyeksi, tetapi merupakan jenis ekstrim dari proyeksi.
  • Introyeksi
Introyeksi adalah mekanisme pertahanan dimana seseorang meleburkan sifat-sifat positif orang lain kedalam egonya sendiri.
  • Sublimasi
Merupakan represi dari tujuan genital dari Eros dengan cara menggantinya ke hal-hal yang bisa diterima, baik secara kultural ataupun sosial. Tujuan sublimasi diungkapkan secara jelas terutama melalui pencapaian kultural kreatif, seperti pada seni, musik, juga sastra, lebih tepatnya, pada segala bentuk hubungan antar manusia dan aktifitas sosial lainnya.
Semua mekanismae pertahan itu mempunyai kesamaan sifat-sifat yaitu:
1.      Kesemuanya itu menolak, memalsukan atau menganggu kenyataan.
2.      Kesemuanya itu bekerja dengan tidak disadari, sehingga orangnya yang bersangkutantidak tahu apa yang sedang terjadi.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Kepribadian itu berkembang dalam hubungannya dengan 4 macam sumber tegangan pokok, yaitu:

1.      Proses pertumbuhan fisiologis
2.      Frustasi
3.      Konflik
4.      Ancaman

Sebagai akibat dari meningkatnya tegangankarena keempat sumber itu maka orang terpaksa harus belajar cara-cara yang baru untuk mereduksi tegangan. Belajar mempergunakan cara-cara baru dalam mereduksi tegangan inilah yang disebut perkembangan kepribadian.
Identifikasi dan pemindahan objek adalah cara atau metode-metode yang dipergunakan oleh individu untuk mengatasi frustasi,konflik serta kecemasan.
  1. Identifikasi
identifikasi disini dapat diberi definisi sebagai metode yang dipergunakan orang dalam menghadapi orang lain dan membuatnya menjadi bagian daripada kepribadiannya. Dia belajar mereduksikan tegangan dengan cara bertingkah laku, seperti tingkah laku orang lain. Freud mempergunakan istilah identifikasi bukan imitasi, sebab menurut dia istilah imitasi mengandung arti peniruan yang dangkal, sedangkan dalam identifikasi apa yang ditiru itu lalu menjadi bagian daripada kepribadiannya.
2. Pemindahan objek
Adapun arah pemindahan obyek ini ditentuan oleh dua faktor, yaitu:
1.Kemiripan obyek pengganti terhadap obyek aslinya
2.Sanksi-sanksi dan larangan-larangan masyarakat

Fase-fase perkembangan
Tiap fase (terutama dari lahir sampai kira-kira umur lima tahun) ditentukan atas dasar cara-cara reaksi bagian tubuh tertentu.
Adapun fase-fase tersebut ialah:

1. Fase Oral

Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.

2. Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan kreatif.
Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.

3. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda. Freud, bagaimanapun, percaya bahwa gadis-gadis bukan iri pengalaman penis.
Akhirnya, anak menyadari mulai mengidentifikasi dengan induk yang sama-seks sebagai alat vicariously memiliki orang tua lainnya. Untuk anak perempuan, Namun, Freud percaya bahwa penis iri tidak pernah sepenuhnya terselesaikan dan bahwa semua wanita tetap agak terpaku pada tahap ini. Psikolog seperti Karen Horney sengketa teori ini, menyebutnya baik tidak akurat dan merendahkan perempuan. Sebaliknya, Horney mengusulkan bahwa laki-laki mengalami perasaan rendah diri karena mereka tidak bisa melahirkan anak-anak.

4. Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.

5. Fase Genital
Pada tahap akhir perkembanan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.

© Rhyme in Psychology (R I P)
Maira Gall